28 Maret 2024

Hinamatsuri: Festival Tradisional Memperingati Kesejahteraan Anak Perempuan

Hinamatsuri: Festival Tradisional Memperingati Kesejahteraan Anak Perempuan

Hinamatsuri, juga dikenal sebagai “Festival Boneka” atau “Festival Girl’s Day,” adalah perayaan tahunan di Jepang yang dirayakan setiap tanggal 3 Maret. Acara ini dirayakan untuk memperingati kesejahteraan dan kebahagiaan anak perempuan dalam keluarga. Hinamatsuri memiliki akar sejarah yang dalam dan telah menjadi salah satu perayaan budaya yang sangat dihormati di Jepang. 

Hinamatsuri memiliki makna khusus dalam budaya Jepang. Tradisinya berakar pada kepercayaan bahwa boneka dan perlengkapan miniatur yang digunakan selama festival dapat menyerap dan mengusir roh jahat, melindungi anak-anak perempuan dari penyakit dan kesialan. Festival ini diadakan dengan tujuan untuk memberkati dan memastikan kesejahteraan serta kebahagiaan para putri di keluarga. Asal usul Hinamatsuri dapat ditelusuri kembali ke zaman Heian (794-1185), ketika miniaturisasi dan pertukaran boneka menjadi tradisi populer di kalangan masyarakat Jepang yang kaya. Boneka yang digunakan dalam festival ini, dikenal sebagai “hina ningyo,” menggambarkan pasangan kekaisaran dengan pakaian tradisional zaman Heian.

Pada Hinamatsuri, rumah-rumah dihiasi dengan set boneka hina yang disusun secara berjenjang di atas meja atau rak khusus yang disebut “hinadan.” Setiap tingkat boneka memiliki peran dan simbolisasi tertentu. Boneka teratas menggambarkan Kaisar dan Permaisuri, sedangkan boneka di tingkat bawah melibatkan para pelayan, musisi, dan pejabat istana. Selain penataan boneka, makanan khusus juga disiapkan untuk merayakan Hinamatsuri. “Hishimochi,” tiga lapisan mochi yang diwarnai dengan pewarna alami merah, putih, dan hijau, seringkali menjadi hidangan utama. Hishimochi melambangkan keberuntungan dan dianggap sebagai lambang kesuburan. Selama festival, beberapa kuil dan tempat umum menyelenggarakan pameran boneka hina yang indah dan mengadakan acara khusus untuk merayakan kebahagiaan anak perempuan. Para orang tua juga memberikan doa dan harapan terbaik untuk masa depan anak perempuan mereka selama Hinamatsuri. 

Hingga kini tradisi Hinamatsuri tetap menjadi warisan budaya yang penting di Jepang meskipun zaman terus berubah. Festival ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan anak perempuan, tetapi juga untuk melestarikan sejarah dan nilai-nilai tradisional. Hinamatsuri terus menjadi simbol keharmonisan keluarga dan kebahagiaan bagi generasi-generasi masa kini dan mendatang di Jepang.