17 Oktober 2024
Akimatsuri
(sumber gambar : https://a3.cdn.japantravel.com/photo/16081-95236/1440×960!/tochigi-kanuma-buttuke-aki-matsuri-95236.jpg)
~Nihon Matsu Tourou Matsuri (Festival Lentera – Nihonmatsu)~
Akimatsuri atau Akimatsu adalah istilah yang umum digunakan untuk menyebut festival yang diadakan pada musim gugur. Pada bulan Oktober, festival musim gugur diadakan di seluruh Jepang, termasuk Festival Shukaku, untuk menyambut musim panen. Salah satu festival musim gugur yang terkenal adalah Festival Lentera Nihonmatsu yang diadakan di Prefektur Fukushima (Kota Nihonmatsu).
Festival Lentera Nihonmatsu berlangsung selama tiga hari pada hari sabtu, minggu, dan senin pertama di bulan Oktober. Kuil Nihonmatsu menyelenggarakan festival tahunan yang sudah ada sejak 360 tahun lalu dengan daya tarik utamanya yaitu lentera kertas merah yang bersinar terang. Pada malam festival, tujuh kendaraan hias besar yang disebut Taikodai dikumpulkan dari 7 wilayah, dan sebuah upacara diadakan untuk menyalakan api suci Kuil Nihonmatsu ke lentera kertas merah. Taikodai setinggi 11 meter dihiasi dengan 300 lentera, dan mereka berparade melalui pusat kota Nihonmatsu dengan nyanyian dari para Wakaren (kelompok pemuda) dan musik ohayashi yang penuh semangat.
Pada hari pertama, diadakan festival malam, di mana tujuh Taikodai (tourou) dari tujuh wilayah berkumpul di pusat kota Nihonmatsu, di Prefektur Fukushima. Lentera-lentera yang menghiasi taikodai dinyalakan dengan api suci dari Kuil Nihonmatsu dan disertai alunan musik festival. Setiap Taikodai dihiasi sekitar 300 lentera yang dibuat oleh pengrajin lokal, dengan sekitar 1.500 lilin per Taikodai, dan nama distrik tercetak pada lentera Takahari yang terletak di bagian depan dan belakang Taikodai.
Pada hari kedua, acara utamanya adalah mikoshitogyo, prosesi mengarak miniatur kuil, yang dimulai pagi dan selesai pada sore hari. Malam harinya, Taikodai kembali ke distrik masing-masing dengan lentera yang dinyalakan ulang dan diarak keliling. Pada hari terakhir, festival diakhiri dengan arakan mikoshi kembali ke distrik, dan pada malam harinya diarak secara bersama-sama oleh dua kelompok distrik.
Setiap Taikodai dipandu oleh seseorang yang mengarahkan pemandu dari wakaren menggunakan isyarat ritme dan suara clapper kayu. Pemimpin di atas atap bertugas memantau kabel listrik, mengganti lilin yang terpasang di tempat tinggi, dan mengoperasikan suginari, bagian puncak kerucut Taikodai yang tingginya sekitar 11 hingga 11,5 meter dari tanah dan dapat digerakkan. Para musisi di atas Taikodai terdiri dari pemain drum besar, drum kecil, seruling, dan kayak gong. Wakaren bertanggung jawab atas drum besar dan seruling, sementara kowaka, yang duduk di depan, memainkan drum kecil dan kayak gong. Musik dari ketujuh distrik diakui sebagai warisan budaya tak benda yang penting.